
MENJAWAB TANTANGAN PETANI: SENTRA I
Oleh Inoki Ulma Tiara
1. Strategi Pembangunan Sentra IKM: Langkah Visioner Pemkab Tanah Datar
Pada 6 Mei 2025, Kabupaten Tanah Datar secara resmi mengoperasikan Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pengolahan Produk Hortikultura. Berlokasi di kawasan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Salimpaung, fasilitas ini merupakan jawaban konkret terhadap persoalan lama yang dihadapi petani hortikultura: fluktuasi harga dan tingginya angka pembusukan hasil panen.
Komitmen kuat Bupati Eka Putra, SE, MM dalam memajukan sektor pertanian, khususnya komoditas cabai dan tomat, telah diwujudkan lewat pembangunan pabrik mini pengolahan hortikultura seluas 5.000 meter persegi di Nagari Lawang Mandahiling, Kecamatan Salimpaung. Pembangunan ini menelan biaya lebih dari 10 milyar, dengan rincian 7.976..965.000 untuk pembangunan fisik dan 2,2 milyar untuk kegiatan non fisik dlm rangka peningkatan SDM pelaku ikm
Tanah Datar memang dikenal sebagai salah satu lumbung hortikultura di Sumatera Barat. Pada tahun 2023 saja, produksi tomat mencapai 215.183 kuintal, cabai keriting 215.172 kuintal, dan cabai rawit sebanyak 386 ton. Sayangnya, surplus panen ini kerap tidak sebanding dengan pendapatan petani karena harga pasar yang jatuh saat panen raya tiba.
Dengan hadirnya Sentra IKM, petani kini memiliki alternatif pengolahan pascapanen untuk menciptakan nilai tambah produk, seperti saus tomat dan sambal kemasan. Ini bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga langkah strategis membangun ketahanan ekonomi petani.
2. Sentra IKM sebagai Motor Penggerak Ekonomi Rakyat
Lebih dari sekadar pabrik pengolahan, Sentra IKM Hortikultura Tanah Datar menjadi simbol transformasi ekonomi lokal. Didukung oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, sentra ini dilengkapi dengan mesin pengolahan tomat, alat pendingin, mesin pengemasan, dan ruang pelatihan.
Sebanyak 50 pelaku IKM dari Kecamatan Tanjung Baru dan Lintau Buo Utara telah mendapatkan pelatihan manajemen usaha, pengolahan pangan, dan standar sanitasi pangan dari narasumber profesional asal Jakarta. Pelatihan ini dilaksanakan pada 27–30 Juni 2024, dan bertujuan membekali petani dan pelaku UMKM dengan kompetensi industri pengolahan modern.
Pepatah Minangkabau “Alam takambang jadi guru” terasa begitu relevan. Alam Tanah Datar yang subur kini tidak hanya diolah dengan cangkul dan pupuk, tetapi juga dengan mesin dan teknologi. Produk lokal tidak lagi hanya memenuhi pasar segar, tetapi memasuki rantai nilai baru dalam bentuk produk kemasan yang awet dan bernilai jual tinggi.
3. Mendorong Daya Saing Petani dan Lahirnya Pengusaha Nagari
Tujuan besar dari pendirian sentra ini tidak hanya untuk mengolah tomat dan cabai, tetapi juga mencetak wirausaha tangguh berbasis agroindustri. Melalui pelatihan terpadu yang mencakup sanitasi pangan, pemasaran digital, manajemen keuangan, dan pemrosesan modern, para petani dan pelaku UMKM dibimbing menjadi pengusaha mandiri.
Ekonom peraih Nobel, Muhammad Yunus, pernah berkata: “Poor people are bonsai people. There is nothing wrong with their seed. Society never gave them a base to grow on.” Sentra IKM inilah ‘tanah subur’ tempat benih-benih petani bonsai bisa tumbuh menjadi pohon beringin raksasa.
Dengan dukungan sarana, pelatihan, dan akses pasar, pemerintah memberi peluang nyata bagi masyarakat bawah untuk berdaya. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi tidak melulu tentang angka makro, tetapi juga tentang keadilan akses dan pemberdayaan akar rumput.
4. Dampak Sosial dan Ekonomi: Dari Lahan ke Toko, dari Tangan Petani ke Konsumen
6 Mei 2025 resmi beroperasi, sentra ini mulai menerima pasokan tomat dan cabai dari ratusan petani di berbagai kecamatan. Target awalnya adalah memproduksi sekitar 500 liter saus tomat per minggu. Produk olahan ini akan dipasarkan di toko-toko lokal, pasar modern, bahkan melalui platform daring untuk menjangkau pasar luar daerah.
Tidak hanya menaikkan pendapatan petani, program ini juga menyerap tenaga kerja baru dan menciptakan ekosistem usaha yang lebih solid. Ke depan, merek-merek lokal asal Tanah Datar akan bersaing di rak-rak swalayan, menjadi identitas baru ekonomi daerah.
Sebagaimana firman Tuhan dalam QS. Ibrahim: 7 “Barang siapa bersyukur, maka akan Kami tambah nikmatnya.” Maka mengolah hasil bumi menjadi produk bernilai tambah adalah bentuk syukur petani atas rezeki yang mereka peroleh.
5. Menuju Masa Depan Agroindustri Mandiri: Harapan dan Langkah Selanjutnya
Sentra IKM ini bukanlah garis akhir, melainkan titik awal perubahan. Pemerintah Tanah Datar telah merencanakan ekspansi dengan menambah jenis olahan seperti pasta cabai, jus tomat, hingga abon sayur. Selain itu, kolaborasi dengan perguruan tinggi dan pelaku industri nasional terus dijajaki untuk memperluas skala produksi dan distribusi.
Dalam filosofi Minang, “Hiduik baraka, mati batanggo” — hidup harus berguna, mati meninggalkan warisan. Sentra IKM adalah bentuk warisan tersebut: sebuah investasi sosial dan ekonomi untuk generasi petani mendatang.
Cabe merah pedas menggoda,
Tomat ranum di ladang kita.
Diolah jadi saos bernilai ganda,
IKM tumbuh, petani sejahtera.
Dengan inisiatif ini, Tanah Datar tidak hanya dikenal sebagai penghasil tomat dan cabai, tetapi juga sebagai pelopor pengolahan hortikultura berbasis komunitas di Sumatera Barat. Dari lahan yang subur, kini tumbuh harapan baru: petani yang mandiri, produk yang kompetitif, dan masa depan yang lebih cerah.
6. Pengelolaan Profesional: Kunci Keberlanjutan dan Daya Saing IKM
Untuk memastikan Sentra IKM Hortikultura Tanah Datar tumbuh secara berkelanjutan dan mampu bersaing dalam industri pangan olahan, pengelolaan berbasis profesionalitas menjadi kebutuhan mendesak. Pemerintah Kabupaten Tanah Datar berkomitmen membentuk tim manajemen yang terdiri dari ahli agroindustri, manajer produksi, teknolog pangan, dan pakar pemasaran digital untuk memastikan seluruh proses berjalan efisien, higienis, dan adaptif terhadap pasar.
Pengelolaan profesional ini tidak hanya fokus pada aspek teknis produksi, tetapi juga pada strategi bisnis jangka panjang, penguatan merek, standar sertifikasi halal dan BPOM, serta integrasi sistem digital untuk rantai pasok dan penjualan. Kolaborasi dengan inkubator bisnis, lembaga riset, dan asosiasi industri turut diinisiasi guna mendorong inovasi produk dan perluasan pasar.
Dengan struktur tata kelola yang kuat dan transparan, Sentra IKM diharapkan mampu menjadi role model pengembangan industri kecil yang tangguh, inovatif, dan berdampak nyata pada peningkatan kesejahteraan petani serta transformasi ekonomi daerah.