
Haluan Demokrasi – Dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang ekonomi kreatif, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat menggelar Pelatihan dan Bimbingan Teknis Ekonomi Kreatif dengan tema “Optimalisasi Potensi, Kelembagaan, Branding, dan Promosi Ekonomi Kreatif Menuju Kemandirian Ekonomi di Kabupaten Kepulauan Mentawai.” Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari Senin hingga Rabu (28-30 Oktober 2024), di Hotel Torania, Tuapejat, Sipora, Mentawai.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Pj. Bupati Kepulauan Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak, didampingi oleh Plt. Kepala Disparpora, Laurensius Saruruk, Kepala Dinas Perindagkop Arsenius, Sekretaris Dinas Kominfo Roger, serta Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparpora Shermalina Maria dan jajaran lainnya. Pelatihan ini turut menghadirkan Mochammad Abdi, seorang akademisi dan praktisi pariwisata Sumatera Barat, sebagai narasumber utama.
Dalam sambutannya, Fernando Jongguran Simanjuntak menekankan pentingnya sektor pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan di Kepulauan Mentawai.
“Kepariwisataan memiliki peran besar dalam pembangunan Mentawai. Namun, kemajuan pariwisata tidak bisa dikerjakan oleh satu OPD saja, perlu adanya koordinasi dari semua pihak, baik terkait akses jalan, internet, kebersihan lingkungan, hingga kebudayaan. Setiap desa wisata harus dikembangkan melalui berbagai event untuk mendukung UMKM lokal dan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Fernando menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, serta berbagai pihak lainnya dalam menyukseskan program ini.
“Saya yakin dan percaya dengan kerja sama yang baik, pariwisata Mentawai akan terus maju menuju perubahan yang lebih baik,” tambahnya.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparpora Mentawai, Shermalina Maria, mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah agar pelaku ekonomi kreatif dapat lebih mengenali potensi di sekitar mereka dan mengembangkan produk dengan inovasi baru.
“Kami berharap para pelaku ekonomi kreatif bisa berhimpun dalam wadah atau lembaga yang dapat menaungi dan membantu mengembangkan produksi, branding, dan pemasaran produk lokal Mentawai,” jelasnya.
Sebagai narasumber, Abdi memberikan materi tentang identifikasi potensi lokal, organisasi, motivasi kewirausahaan, serta strategi branding dan promosi produk ekonomi kreatif.
“Kami tidak hanya memberikan materi selama pelatihan, tetapi juga akan mendampingi para peserta pasca-kegiatan melalui grup WhatsApp sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini,” ungkap Abdi yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Desa Wisata Kreatif, Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Pelatihan ini diikuti oleh puluhan pelaku usaha ekonomi kreatif di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal menuju kemandirian ekonomi.
(*)