
Tanah Datar, Haluan Demokrasi-Kisruh yang terjadi di tubuh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Nagari Sungayang terkait dugaan intervensi salah satu tokoh masyarakat Nagari Sungayang terhadap PHBI mencuat ke permukaan. Hal ini di sampaikan oleh Aswarman, Ketua PHBI Nagari Sungayang dalam sesi wawancara via seluler, Minggu (29/3) oleh awak media Haluan Demokrasi.com.
Aswarman mengatakan bahwa pada rapat pertama di tanggal 24-25 Maret 2025 yang berlokasi di Masjid Baiturahman dan Panti Asuhan Aisyiyah Ranting Sungayang, di putuskan shalat Idul Fitri di laksanakan hari Senin 1 Syawal 1446 H/ 31 Maret 2025.
“Acara di laksanakan di lapangan Bungo Setangkai depan kantor Walinagari Sungayang dengan Khatib Buya Drs. H. Masnefi, Ms, untuk Imam adalah Ustadz Farhan Almahmudi, S. Ag. Namun pada rapat kedua dengan hasil revisi memutuskan dengan mempertimbangkan masukkan dari salah seorang tokoh masyarakat Nagari Sungayang, berkenaan dengan imam pada shalat Idul Fitri 1446 H/2025 M, maka Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Nagari Sungayang bersama pemerintah Nagari Sungayang yang di wakili oleh Seknag Sungayang telah bermusyawarah dan bersepakat menetapkan imam pada shalat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H/31 Maret 2025, semula ustadz Farhan Almahmudi, S.Ag di ganti menjadi Buya Drs. H. Masnefi, itu sesuai di surat keputusan kemaren bunyinya pak,” papar Aswarman.
Lebih lanjut, ketika di tanya apa alasan di balik pergantian imam tersebut, Aswarman juga tidak tau.
“Kami sendiri tidak tau apa alasan pastinya, namun tadi malam kami kembali hadir sebanyak 6 orang perwakilan untuk ketemu Kadis Sosial membicarakan terkait keputusan ini. Kami dari awal tidak di kasih tau apa masalahnya kok tiba-tiba di ganti. Namun kami tetap menghadirkan Ustadz Farhan pada sholat Idul Fitri besok,” lanjutnya.
Ketika kembali di tanya apakah PHBI Nagari Sungayang ini sering mendapatkan intervensi dari pihak lain, ketua Aswarman spontan menjawab iya.
“Memang iya pak. Contohnya pada saat rapat kemaren, sudah ok dengan keputusan pertama lalu mendadak dapat instruksi untuk di gantikan lagi. Pusing saya pak, tentu kaum muda seperti ustadz Farhan ini merasa di permainkan nantinya pak. Sepertinya susah untuk generasi muda khususnya dalam bidang agama di sini kalau di intervensi selalu, pak,” ujar Aswarman.
“Keputusan kami tetap mendatangkan Ustadz Farhan ke lokasi karena saat rapat pertama’ itu ustadz Farhan juga hadir, ini udah keputusan bersama kami pada musyawarah pak,” pungkasnya.
Reski Jennedi, Sekretaris Nagari Sungayang ketika di mintai keterangan menjabawab bahwasanya pemerintahan nagari hanya menerima apapun keputusan dari PHBI.
“Kami hanya menerima apapun keputusan dari Panitianya pak, soal perubahan memang di kasih tau tapi kita tetap ikuti aturan dan menerima apapun yang di putuskan dari musyawarah tersebut, pak,” ungkap Reski Jennedi. (Dwi)