
HALUAN DEMOKRASI —Jane Austen adalah seorang novelis yang berasal dari keluarga sederhana yang bertempat tinggal di pinggiran kota yang di penuhi dengan para bangsawan pada periode Regency (1811-1820). Ia lahir pada 16 Desember 1775 – 18 Juli 1817 yang merupakan anak ketujuh dari seorang pendeta desa bernama George Austen. Pada usia sebelas tahun, Jane Austen mulai berlatih menulis, karya karya awalnya berbentuk puisi, novel novel sentimental, dan juga ada surat suratnya yang berisi kiasan terhadap fiksi kontemporer. Salah satu karya awalnya adalah Love and Freindship pada tahun 1790 yang berisi tentang parodi dari novel cinta pada zamannya. Ayahnya sangat mendukung kreatifitas Jane dengan menyediakan akses pendidikan terutama dalam literatur, dan memberi anak anaknya termasuk Jane buku yang bagus untuk mendukung prestasi anaknya. Jane dan keluarganya juga mengadakan membaca dan menulis bersama sesekali, maka dari itu Jane hidup dilingkungan yang penuh dengan buku buku, ia juga sering membaca ulang novel novel yang bahkan tidak penting.
Pada usia 36 tahun, Jane Austen menerbitkan karyanya yang berjudul Sense and Sensibility
yang di terbitkan oleh Thomas Egerton dari penerbit Military Library, Whitheall, London pada tahun 1811 karya pertamanya mencapai kesuksesan yang cukup baik karena dapat menandai debutnya sebagai seorang penulis pada masa itu. Penyampaian pada karyanya memiliki ciri khas tersendiri dan gaya bahasanya juga menjadi salah satu alasan mengapa karyanya banyak di sukai dan menjadi inspirasi para penulis lainya seperti Elizabeth Gaskell yang terinspirasi dari gaya bahasa Jane Austen di dalam novelnya yang berjudul North and South pada tahun 1854-1855, dalam novel ini dapat ditemukan beberapa gaya bahasa yang mirip dengan Jane Austen. Ada beberapa alasan mengapa karya Jane Austen banyak disukai dan menginspirasi banyak penulis diantaranya yaitu penggambaran karakter yang kompleks. Pada novelnya, karakter yang diciptakan sering kali sesuai dengan kehidupan nyata dengan menggunakan bahasa yang Anggun sebagai caranya menyampaikan dan mengembangkan karakternya. Ia menggunakan alur dan monolog internal dalam mengembangkan karakternya. Dapat kita baca dalam salah satu karakter yang diciptakannya yaitu Elizabeth Bennet dalam novel Pride and Prejudice. Karakter ini di kembangkan menggunakan bahasa kiasan, metafora serta dialog yang mendukung sikap dari ciri khas gaya bahasa jane austen dalam menggambarkan Elizabeth Bennet.
Jane Austen sendiri memiliki gaya penulisan humor yang juga menjadi ciri khas gaya bahasa penulisan karya nya, di dalam novelnya ada beberapa humor halus yang juga bertujuan untuk menjelaskan atau bahkan menyindir dan mengkritik aspek tertentu melalui karakter yang di ciptakannya. Uniknya, keahliannya terletak pada ironi dan ucapan tidak langsung bebas yang dipadukan dengan parodi Humor yang di sampaikanya tentu adalah gaya humor pada zamannya yang mungkin berbeda dengan zaman sekarang dan mungkin akan kurang di pahami oleh pembaca awam. Tetapi banyak dari pembaca menangkap bahkan tertawa saat membaca humor dari karyanya. Nyonya Bennet (Mrs. Bennet) adalah karakter pada novelnya yang berjudul Pride and Prejudice yang merupakan karakter dengan sumber humor yang besar di dalam novel itu. Ia digambarkan melalui ironi, dialog yang lumayan blak-blakan dan karakter yang digambarkan secara dramatis. Masih banyak lagi karakter yang di gambarkan melalui kehumoran dan ironi yang bis akita baca di dalam karya karyanya.
Keunikan gaya bahasa Jane Austen dapat kita lihat juga dari cara ia menggunakan kosakata dan sintaksis era Regency. Di dalam novelnya, hasil tulisan Jane akan mudah di kenali karena penulisan kalimatnya yang kompleks, Ironi dan Penggunaan Pararelisme dalam dan juga kalimat kalimat formal sesuai era pada masa itu. Jane Austen juga sering menggunakan kalimat yang berulang dalam karyanya sebagai contoh sintakis yang menjadi ciri khasnya. Pemilihan kata dan Pembangunan kalimat di pilih dengan teliti dan hati hati agar sesuai dengan penempatan karakter yang di ciptakan. Jane pasti selalu mempertimbangkan penggunaan kata kata berbeda untuk kalimat yang berbeda untuk menunjukan variasi dalam pikiran dan kontruksi. Kalimat yang di bangunya merupakan kalimat yang sederhana dan lugas. Akan tetapi, kalimat sederhana tersebut akan langsung menjadi akademis, formal, dan canggih serta menunjukkan pendidikannya dalam hal menghadirkan karakter yang terdidik dan canggih. Aliran halus ini yang kadang sangat sulit bahkan tidak ditemui oleh pembaca pada penulis penulis lainya.
Dalam percakapan dan bahasa di karyanya, para pembaca akan dapat membedakan suara dari karakter karakter yang ada pada karyanya. Setiap karakter memiliki suara khas atau gaya bahasa tersendiri di masing masing karakter untuk membedakan bagaimana sifat, peran dan status sosial karakternya.karena pada abad ke Sembilan belas novel Jane Austen lebih banyak terdapat dialog dan sedikit narasi atau deskriptif pandangan dari pada novel novel lainya pada saat itu. Seperti pada novelnya yang berjudul Emma, Tuan Woodhouse ditandai dengan bahasa hipokondriaknya dan dalam Catharine, or the Bower , misalnya, Catharine membuat penilaian moral tentang Camilla berdasarkan komentarnya yang dangkal dan konvensional tentang sastra. Maka dari itu karakter yang ada pada setiap novelnya terasa hidup karena memiliki ciri khas tersendiri salah satunya yaitu gaya bahasa atau suara khas setiap karakter tersebut.
Selain dari itu, Jane Austen menceritakan alur ceritanya secara realistis dan kompleks. Austen sangat hati hati dan meneliti setiap latar belakang novel novelnya menggunakan almanak dan membaca buku untuk secara akurat menggambarkan kronologi dan geografi dunia fiksinya. Janet Todd menulis bahwa “Austen menciptakan ilusi realisme dalam teks-teksnya, sebagian melalui identifikasi pembaca dengan karakter-karakternya dan sebagian melalui karakter-karakter yang utuh, yang memiliki sejarah dan ingatan. Namun William Galperin beranggapan bahwa Austen tidak mungkin berpartisipasi dalam realisme abad ke-19—realisme yang kemudian dikaitkan dengannya—karena hal itu belum sepenuhnya didefinisikan. Ia berpendapat bahwa novel-novel Austen adalah bagian dari fase-fase awal realisme. Dan menyimpulkan bahwa karya karya dari Jane Austen adalah penulis yang indah di puncak realismenya.
Pencapain karir Jane Austen tidak hanya memengaruhi dalam konteks sastra Inggris tetapi karyanya juga penting dalam sastra dunia sebagai seorang penulis. Banyak penulis yang sangat terinsipirasi darinya, Teknik teknik penulisan dan pengembangan karakter dan alurnya menjadi pengaruh besar dalam perkembangan novel dalam bentuk sastra. Walau hidupnya terbilang singkat dan Jane Austen hanya menerbitkan enam novel semasa hidupnya, namun karyanya abadi hingga hari ini. Gaya bahasa atau ciri khas Jane Austen menjadi panduan dalam membuat karya selanjutnya bagi penulis penulis yang terinspirasi darinya. Dan Jane berhasil menciptakan kesetaraan dalam sastra yang Dimana Jane Austen membantu membuka jalan bagi penulis Wanita lainya dan membuktikan bahwa Wanita juga dapat menjadi penulis penting yang menciptakan karya yang mendalam,berpengaruh dan abadi.
Penulis (MERI SURYATI, MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ANDALAS)